Faspay Blog
Cari tahu tentang tips bisnis online, teknologi pembayaran,
pemasaran digital, dan segala yang ingin diketahui tentang Faspay
Biaya produksi adalah pengeluaran yang berhubungan langsung maupun tidak langsung dengan pembuatan produk. Sebagai pelaku usaha, Anda perlu mengetahui cara menghitung biaya produksi agar dapat memastikan kebutuhan produksi tercukupi dan tidak terhambat.
Perhitungan biaya produksi yang tepat akan dapat membantu cash flow bisnis lebih baik. Dengan kata lain, biaya produksi yang dikeluarkan sesuai dengan kebutuhan sehingga keuntungan dari hasil penjualan produk bisa didapatkan.
Lantas, bagaimana cara menghitung biaya produksi? Mari kenali rumusnya terlebih dahulu sebelum masuk ke langkah-langkah penerapannya.
Rumus Biaya Produksi
Cara hitung biaya produksi bergantung pada beberapa hitungan lain yang berkaitan dengan kebutuhan produksi. Secara umum, biaya produksi merupakan penjumlahan dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead. Jadi, rumusnya bisa dituliskan menjadi:
Biaya Produksi = Biaya Bahan Baku + Biaya Tenaga Kerja + Biaya Overhead
Biaya bahan baku berhubungan erat dengan proses produksi. Pengeluaran untuk bahan baku ini cenderung mudah untuk dihitung pada usaha skala kecil, seperti pembuatan kue kering atau jajan pasar.
Di samping biaya bahan baku, biaya tenaga kerja merupakan salah satu pengeluaran wajib yang perlu dipenuhi oleh pelaku usaha. Beberapa pengeluaran yang termasuk dalam biaya tenaga kerja adalah upah, tunjangan, dan asuransi karyawan.
Selain itu, biaya overhead yang tidak langsung berkaitan dengan produksi perlu diperhitungkan. Secara umum, biaya overhead merupakan berbagai pengeluaran di luar produksi, seperti sewa gedung, pembelian mesin baru, dan pemenuhan pembayaran pajak.
Cara Menghitung Biaya Produksi
Pada dasarnya, cara menghitung biaya produksi meliputi berbagai faktor yang berdampak langsung ataupun tidak langsung terhadap proses pembuatan produk. Berikut adalah cara dan penerapan perhitungan biaya produksi:
1. Menghitung Biaya Bahan Baku
Perhitungan biaya produksi pertama adalah menghitung pengeluaran untuk bahan baku. Rincian hitungan ini nantinya akan dimunculkan pada laporan laba rugi pada suatu periode akuntansi perusahaan. Adapun rumus untuk menghitung biaya bahan baku adalah:
Biaya Bahan Baku = Persediaan Awal + Pembelian Baru - Persediaan Akhir
Sebagai contoh, toko kue Amira membutuhkan bahan baku untuk produksi bulan Januari 2024 dengan persediaan awal sejumlah Rp5 juta. Kemudian dibutuhkan pembelian bahan baku baru untuk memenuhi kebutuhan produksi sejumlah Rp4 juta. Adapun bahan baku yang tersisa di akhir bulan Januari 2024 adalah Rp Rp4 juta. Maka total biaya bahan baku yang dikeluarkan adalah:
Biaya Bahan Baku = Persediaan Awal + Pembelian Baru - Persediaan Akhir
= Rp5 juta + Rp4 juta - Rp4 juta
= Rp5 juta
2. Menghitung Biaya Tenaga Kerja
Langkah selanjutnya dalam cara menghitung biaya produksi adalah perhitungan biaya tenaga kerja yang berbeda dengan pengeluaran untuk bahan baku. Biaya tenaga kerja sendiri tidak hanya berupa tarif per jam yang dibayarkan kepada karyawan. Jaminan sosial, asuransi kesehatan, upah lembur, bonus, dan dana pensiun juga perlu menjadi pertimbangan. Namun, secara umum, biaya tenaga kerja bisa dihitung dengan langkah-langkah berikut:
- Menetapkan upah kotor dengan mengalikan jam kerja tahunan dan upah kotor per jam.
- Menentukan jam kerja dengan cara mengurangi jam kerja tahunan dan jam tidak bekerja.
- Menambahkan semua pengeluaran lain, meliputi tunjangan, bonus, gaji tambahan, dan pajak penghasilan.
Baca juga: Proforma Invoice: Ini Fungsi, Contoh dan Perbedaannya dengan Invoice
3. Menghitung Biaya Overhead
Seperti yang telah disebutkan di atas, biaya overhead merupakan pengeluaran yang tidak berkaitan langsung dengan proses produksi, seperti sewa gedung dan pembelian mesin baru. Akan tetapi, pengeluaran tersebut berdampak pada kelancaran proses produksi itu sendiri, sehingga termasuk dalam cara menghitung biaya produksi. Berikut adalah rumus untuk menghitung biaya overhead:
Biaya Overhead = Biaya Sewa Gedung + Biaya Listrik + Biaya Air + ...
Seluruh biaya yang berkaitan dengan kelangsungan perusahaan bisa dimasukkan dalam hitungan pengeluaran overhead. Jadi, hitungannya bisa disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan dalam menangani proses produksi.
4. Menghitung Biaya Produksi
Setelah mendapatkan hasil hitungan untuk pengeluaran bahan baku, tenaga kerja, dan overhead, maka saatnya untuk menghitung biaya produksi. Tiga faktor utama tersebut menentukan seberapa besar biaya produksi yang dibutuhkan. Adapun contoh penerapannya adalah kebutuhan produksi toko baju Sophie pada bulan Februari dengan rincian sebagai berikut:
- Biaya bahan baku : Rp10 juta.
- Biaya tenaga kerja : Rp5 juta.
- Biaya overhead : Rp4 juta.
Maka, total biaya produksi untuk bulan Februari yang perlu dikeluarkan oleh toko baju Sophie adalah sebesar Rp19 juta.
5. Menghitung Harga Pokok Produksi Per Unit
Dalam cara menghitung biaya produksi, penentuan harga pokok produksi perlu dilakukan pada tahap akhir. Harga pokok produksi ini mengacu pada biaya yang dibutuhkan untuk memproduksi satu produk. Dengan mengetahui nilainya, maka pelaku usaha dapat mengurangi inefisiensi dalam produksi sehingga keuntungan lebih optimal. Berikut adalah rumusnya:
Harga Pokok Produksi =Total Biaya Produksi + Saldo Persediaan Awal -Saldo Persediaan Akhir
Jadi, jika biaya produksi berada pada angka Rp12 juta dengan saldo persediaan awal Rp10 juta dan saldo persediaan akhir 4 juta, maka harga pokok produksinya adalah Rp18 juta.
Itulah cara menghitung biaya produksi yang dapat membantu Anda sebagai pelaku usaha untuk mengetahui seberapa besar pengeluaran dalam suatu periode. Dengan begitu, perhitungan keuntungan dapat dilakukan dengan lebih mudah dan akurat.
Produk yang dihasilkan dan telah terjual akan masuk ke dalam hasil penjualan perusahaan selama periode tertentu. Agar dapat memastikan hasil penjualan, dibutuhkan sebuah sistem untuk mencatat semua transaksi penjualan agar dapat memantau performa bisnis atau perusahaan Anda.
Oleh karenanya, Anda mungkin bisa mempertimbangkan untuk menggunakan payment gateway yang dapat membantu pelacakan transaksi secara praktis. Salah satu sistem pembayaran untuk toko online yang dapat digunakan adalah Faspay Business.
Faspay Business adalah sistem pembayaran online yang disambungkan API atau plugin. Dengan Faspay Business, Anda tidak hanya dapat menerima lebih dari 50 metode pembayaran online, tetapi juga akan mendapatkan akses all-in-one dashboard untuk melacak seluruh transaksi penjualan. Sehingga Anda dapat lebih mudah memantau performa bisnis Anda.
Penggunaan Faspay Business yang praktis cocok dengan kebutuhan pembayaran online yang semakin dibutuhkan. Jadi, tunggu apa lagi? Yuk, jadikan pembayaran online semakin mudah dan praktis dengan daftar menjadi merchant Faspay!
Saat ini, Faspay juga sedang memiliki promo menarik nih!
Dengan harga spesial Rp. 3.499/transaksi, Anda bisa terima pembayaran dari 10+ virtual account bank, yaitu BCA, BRI, Mandiri, BNI, BSI, PermataBank, Maybank, Sinarmas, Danamon, Neo Commerce, dan CIMB Niaga. Tidak hanya itu, Anda juga bisa menikmati keuntungan lainnya, mulai dari gratis Biaya Set Up, gratis Biaya Maintenance, dan juga gratis Social Media Exposure Senilai Jutaan Rupiah. Promo hanya berlaku hingga 29 Februari. Jadi, segera daftarkan bisnis Anda di sini ya!
Baca juga: Contoh Inventory Barang, Manfaat, & Tips Pengelolaannya