Faspay Blog
Cari tahu tentang tips bisnis online, teknologi pembayaran,
pemasaran digital, dan segala yang ingin diketahui tentang Faspay
Bagi pelaku usaha, forecasting adalah salah satu hal yang perlu diperhatikan mengingat kepentingannya dalam pelaksanaan produksi. Lantas, apa itu forecasting? Dalam istilah bisnis, forecasting adalah prediksi yang dilakukan untuk perencanaan dan pengelolaan bisnis.
Secara harfiah, pengertian forecasting merujuk pada peramalan atau perkiraan terkait kebutuhan bisnis. Adapun berbagai kebutuhan tersebut termasuk produksi, pengelolaan keuangan, pengadaan barang, persediaan, hingga supply chain.
Sebagai pelaku usaha, forecasting atau perkiraan kebutuhan bisnis perlu menjadi salah satu prioritas untuk memastikan keberlangsungan usaha. Agar dapat memahami apa itu forecasting dengan lebih baik, mari simak pembahasannya di bawah ini.
Apa itu Forecasting?
Forecasting adalah cara yang dilakukan oleh pelaku bisnis untuk menyusun perkiraan berdasarkan data dari periode tertentu. Pada umumnya, forecasting menjadi pegangan atau acuan dalam memutuskan kebijakan untuk kepentingan usaha di masa depan.
Perencanaan dan pengelolaan produksi adalah dua hal yang juga didiskusikan dalam forecasting. Tujuannya adalah untuk mengantisipasi ketidakpastian yang mungkin terjadi, baik itu di kuartal maupun tahun selanjutnya.
Forecasting tidak hanya dilakukan dalam perencanaan jangka panjang. Strategi prediksi ini juga berlaku untuk menyusun rencana usaha pada saat perayaan hari besar, seperti idulfitri, natal, dan tahun baru.
Dengan forecasting, pelaku usaha dapat mengantisipasi berbagai jenis masalah yang berpotensi muncul, baik dari lonjakan permintaan musiman atau kondisi ekonomi global. Penggunaan forecasting yang tepat dapat membantu usaha mengantisipasi krisis yang berdampak pada kondisi pasar global, seperti Covid-19, resesi, dan inflasi.
Jenis-Jenis Forecasting
Terdapat beberapa jenis forecasting yang dapat membantu pelaku usaha menyusun perencanaan sesuai dengan kebutuhan usahanya. Jenis-jenis forecasting tersebut dibagi berdasarkan kategori-kategori berikut:
1. Waktu
Forecasting berdasarkan waktu dibagi menjadi tiga, yaitu forecasting jangka panjang, menengah, dan jangka pendek.
- Jangka Panjang: Proses analisis umumnya berlangsung selama 2 tahun lebih.
- Jangka Menengah: Proses analisis umumnya berlangsung 3 bulan hingga 2 tahun.
- Jangka Pendek: Proses analisis umumnya berlangsung mulai dari 0 hingga 3 bulan.
2. Data
Memahami apa itu forecasting berarti mengetahui pentingnya peran data yang digunakan dalam proses analisis sebelum menentukan prediksi. Forecasting berdasarkan data dibagi menjadi dua, yaitu dengan metode kualitatif dan kuantitatif.
- Kualitatif: Hasil analisis subjektif karena data yang tidak cukup. Pelaksanaannya dilakukan dengan wawancara, diskusi, dan penyelidikan.
- Kuantitatif: Hasil analisis cenderung objektif dan bergantung pada kuantitas data. Metode yang digunakan adalah pendekatan data dan angka.
3. Fungsi dan Tujuan
Jenis forecasting dalam bisnis dibagi berdasarkan fungsi dan tujuannya, yaitu general business, demand, financial, dan sales.
- General Business: Prediksi bisnis secara menyeluruh, termasuk dari sektor ekonomi, sosial, budaya, politik, dan hal lain yang bersifat makro.
- Demand: Prediksi yang ditujukan untuk mencari tahu perkiraan permintaan dan kondisi pasar.
- Financial: Disebut juga dengan capital forecasting yang bertujuan untuk memprediksi pengeluaran biaya dan modal di masa depan.
- Sales: Prediksi kuantitas barang yang bisa dijual berdasarkan data penjualan pada periode sebelumnya.
Baca juga: 5 Keuntungan Penggunaan Virtual Account (VA) untuk Bisnis
Faktor yang Memengaruhi Forecasting
Setelah memahami apa itu forecasting, kenali juga faktor-faktor yang memengaruhinya. Berikut penjelasan singkatnya:
- Kompetisi Pasar: Meliputi banyak kompetitor dan posisi usaha dalam persaingan di sektor tertentu.
- Spesifikasi Produk: Waktu yang dibutuhkan untuk produksi, baik musiman ataupun dalam jangka waktu panjang.
- Data Historis: Penggunaan data pada periode tertentu untuk menentukan arah kebijakan usaha.
- Distribusi: Penerapan cara distribusi untuk memperpendek jarak antara produk dan konsumen yang dapat digunakan untuk menjangkau pasar.
- Posisi Perusahaan: Memastikan posisi perusahaan dalam kompetisi, baik sebagai market leader, newcomer, atau hanya sebagai peramai dalam pasar.
Fungsi Forecasting
Mengetahui apa itu forecasting tidak akan lengkap tanpa memahami fungsinya. Utamanya, fungsi forecasting adalah sebagai acuan atau pedoman untuk menentukan arah kebijakan perusahaan untuk proses yang efektif ke depannya. Maka dari itu, forecasting menjadi bagian penting dalam penyusunan dan pengelolaan bisnis. Adapun fungsi forecasting lainnya adalah sebagai:
- Kajian yang diberlakukan untuk penentuan kebijakan perusahaan yang berlaku di masa lampau, saat ini, dan pengaruhnya di masa depan.
- Acuan atau arahan yang berjalan searah dengan tujuan perusahaan.
- Solusi strategis untuk menghadapi masalah yang berkaitan dengan bisnis.
- Cara menghadapi anomali atau perubahan pasar yang tidak menentu.
- Memastikan stabilitas keuangan perusahaan.
Metode Forecasting
Secara umum, terdapat dua metode forecasting yang digunakan untuk membuat prediksi berdasarkan data, yaitu kualitatif dan kuantitatif. Adapun metode kualitatif didasarkan pada pendapat dan analisis secara deskriptif. Di sisi lain, metode kuantitatif didasarkan pada hitungan matematis.
Kualitatif
Metode forecasting kualitatif umumnya bersifat subjektif karena dipengaruhi oleh latar belakang individu, seperti pendidikan, intuisi, dan emosi. Maka dari itu, hasil pendataan dari analisis ini pun cenderung berbeda-beda antara satu individu dan lainnya. Berikut adalah metode-metode kualitatif yang digunakan dalam melakukan forecasting:
1. Survei Pasar
Meminta pendapat dari pelanggan atau calon pelanggan tentang rencana belanja pada suatu periode. Biasanya, survei ini dilakukan dengan cara wawancara, panggilan telepon, dan kuesioner.
2. Opini Eksekutif
Dilakukan dengan cara mengumpulkan pendapat atau opini dari kelompok kecil, termasuk manajer pemasaran, manajer keuangan, manajer produksi, manajer teknik, dan manajer logistik. Hasil analisis yang didapat kemudian digabung menjadi model statistik.
3. Tenaga Penjualan Masing-Masing Wilayah
Gabungan prediksi dari berbagai tenaga penjualan masing-masing wilayah yang digabungkan di tingkat provinsi dan nasional. Prediksi-prediksi tersebut didapatkan dari orang-orang yang mengenal wilayah secara langsung.
Baca juga: Faktur Penjualan: Pengertian, Komponen, Jenis, dan Contohnya
Kuantitatif
Metode forecasting kuantitatif fokus pada data yang umumnya disajikan dalam bentuk angka dan statistik. Berikut adalah masing-masing penjelasannya:
1. Kausal
Kausal adalah forecasting yang menggunakan model sebab-akibat dari suatu prediksi permintaan dengan mempertimbangkan variabel-variabel lain yang berpengaruh. Sebagai contoh, kenaikan demand baju baru ketika hari raya yang dianalisis berdasarkan pendapatan masyarakat, jenis kelamin, budaya daerah, dan banyaknya populasi.
2. Time Series
Prediksi atau forecasting time series umumnya didasarkan pada data-data yang didapat dari masa lampau secara berurutan menurut waktu dengan rincian tahun, bulan, minggu, dan hari. Terdapat dua analisis yang dapat digunakan dalam metode ini, yaitu smoothing dan decomposition.
Smoothing adalah prediksi yang dijalankan berdasarkan prinsip rata-rata dari kesalahan masa lampau. Caranya adalah dengan menambahkan persentase kesalahan dari prediksi-prediksi sebelumnya. Adapun kesalahan prediksi tersebut didapat dari perbedaan nilai sebenarnya dan nilai perkiraan.
Di sisi lain, decomposition merupakan forecasting yang dilakukan dengan membagi data dari time series menjadi beberapa komponen, yaitu tren, musim, siklus, dan pengaruh random. Prediksi dari komponen-komponen tersebut kemudian akan dikombinasikan, kecuali pengaruh random.
Itulah pembahasan seputar apa itu forecasting yang meliputi fungsi dan metode pelaksanaannya. Forecasting atau prediksi dalam berbisnis merupakan sesuatu yang perlu dipertimbangkan agar dapat mengantisipasi kesulitan bisnis di kemudian hari.
Mengingat pengelolaan bisnis yang cukup rumit, kemudahan dalam sistem pembayaran dapat membuat proses transaksi lebih efisien. Sebagai pelaku bisnis, Anda dapat menggunakan Faspay Business untuk pembayaran online yang disambungkan API maupun plugin merchant.
Faspay Business adalah sistem payment gateway yang cocok untuk bisnis dengan website atau aplikasi sendiri. Dengan Faspay Business, bisnis Anda dapat menerima lebih dari 50 metode pembayaran.
Faspay Business telah bekerja sama dengan lebih dari 150 bank di seluruh Indonesia. Aktivasinya mudah dan cepat dengan pilihan integrasi beragam yang sangat praktis dan efisien untuk mengelola bisnis.
Jadi, tunggu apa lagi? Yuk, segera daftar menjadi merchant Faspay untuk menikmati kemudahan pengelolaan transaksi pembayaran online!
Baca juga: Pahami Cara Menghitung Biaya Produksi Serta Penerapannya